Dewasa membawaa ini sering kali kita melihat anak muda sering benda berbentuk kotak tipis kemanapun mereka pergi. Benda itu mempunyai banyak sekali jenis walau terkadang bentuknya tidak jauh berbeda. Benda itu mampu mendekatkan yang jauh lewat panggilan suara dan dapat menampilkan video secara langsung saat melakukan panggilan. Benda itu mampu mengeluarkan music-musik yang sedang naik daun dan disenangi oleh banyak orang. Benda itu mampu melakukan interaksi hanya dengan menyentuh layarnya saja. Benda itu menjadi teman dikala kesepian. Benda itu adalah telepon genggam atau Handphone yang sering kita panggil dengan HP.
Kira –kira begitulah presepsi anak muda zaman
sekarang mengenai benda bernama Hp tersebut. Namun dibalim iu semua, apabila
kita tidak memantau penggunaan Hp para remaja maka akan mengakibatkan kerugian.
Selain itu hanphone juga
berbahaya bagi kesehatan remaja karena dapat merusak mata seperti mata
kering hingga miopia atau rabun jauh, merusak tulang belakang karena kurang
gerak dan lebih banyak duduk, mengganggu perkembangan remaja, gangguan pendengaran yang disebakan oleh
headseat, gangguan tidur karena begadang
Menurut
penelitian yang dilakukan Usni Dwi Ambarwaty (2018) alumni Fakultas Psikologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terdapat tiga faktor yang menjadi penyebab
kecanduan smartphone pada remaja, yaitu rendahnya kontrol diri, kesepian, dan
sensation seeking behavior. Secara statistik kontribusi ketiga variabel ini
terhadap kecanduan smartphone sebesar 23.7%.Penelitian tersebut dilakukan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 327 siswa MAN
02 Bekasi, berusia 15-18 tahun, yang diambil dengan teknik non probability
sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Smartphone
Addiction Scale (SAS), Self Control Scale, UCLA Loneliness Scale, dan Sensation
Seeking Scale V. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis regresi
berganda.
Hasil
analisis statistik deskriptif menunjukkan siswa MAN 02 Bekasi memiliki
kecanduan smartphone yang tinggi dengan persentase sebesar 52.3%. Artinya
sebesar 52.3% siswa menggunakan smartphone mereka secara berlebihan sehingga
mengganggu kegiatan sehari-harinya.Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan
bahwa kontrol diri yang rendah mengakibatkan seseorang tidak mampu
mengendalikan perilakunya ketika memakai smartphone. Semakin rendah kontrol
diri seseorang, semakin tinggi tingkat kecanduan smartphone. Oleh karena itu
sangat perlu untuk embatasi penggunaan HP setiap harinya.